1 Nov 2025, Sat

Mukernas II Sarbumusi Dorong Reindustrialisasi dan Perlindungan Sosial bagi Pekerja

Jakarta,  Presiden Sarbumusi, Irham Ali Saifuddin, menegaskan bahwa Sarbumusi tetap konsisten untuk mengingatkan pemerintah mengenai pentingnya strategi reinvestasi sebagai langkah untuk melakukan reindustrialisasi nasional. 

Menurutnya, sektor padat karya dan manufaktur memiliki peran strategis tidak hanya dalam menciptakan lapangan kerja, tetapi juga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Hal itu disampaikannya saat pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) II di Hotel Ibis Style, Jatibening, Bekasi, Jawa Barat pada Selasa (28/10/2025).

“Sarbumusi posisinya adalah tetap secara konsisten mengingatkan kepada pemerintah untuk melakukan reinvestasi sebagai strategi reindustrialisasi. Karena sektor-sektor padat karya, sektor manufaktur selama ini setidaknya berkontribusi dalam dua hal,” katanya.

 “Pertama adalah penyerapan lapangan kerja dan lapangan kerja yang berkualitas. Kedua dia menjadi active generator bagi economic growth, karena sumbangsih padat karya itu sangat tinggi dibandingkan sektor pertanian, karena in fact, itu bisa menyerap tenaga kerja paling banyak di negara ini,” tambanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Sarbumusi merupakan konfederasi serikat pekerja yang sangat beragam dan memiliki basis kuat di berbagai sektor industri nasional. 

“Sarbumusi sebagaimana namanya yang diorganisir itu sangat diverse, Sarbumusi memilih sektor-sektor yang establish, salah satunya adalah federasi yang dipimpin oleh Pak Djoko (Djoko Wahyudi) Panasonic (Federasi Serikat Pekerja Panasonic Gobel (FSPPG)). Sarbumusi juga punya basis di beberapa BUMN, di antaranya Pertamina, Semen Indonesia, Pelindo, dan sedang berproses sektor yang lain termasuk Pelni dan ASDP,” jelasnya.

Menurut Irham, keberagaman tersebut merupakan cerminan karakter Sarbumusi sebagai organisasi buruh yang berakar dari nilai-nilai Nahdlatul Ulama (NU). 

“Sarbumusi adalah serikat konfederasi pertama yang memiliki federasi khusus untuk Pekerja Buruh Migran. Sarbumusi juga konfederasi serikat buruh pertama yang memiliki federasi khusus untuk ABK migran. Kita juga punya federasi khusus di sektor transportasi yang dipimpin oleh Mba Ika (RBPI, Ika Rostianti) yang sebagian besar karakternya adalah informal.”

Terkait perlindungan sosial ketenagakerjaan, Irham menilai perlunya intervensi kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memperkuat sistem jaminan sosial bagi para pekerja. Lebih lanjut, Irham mengungkapkan bahwa Sarbumusi baru-baru ini telah menyampaikan usulan konkret kepada pemerintah. 

“Sarbumusi baru-baru ini mengusulkan kepada pemerintah untuk menggratiskan Jaminan Sosial bagi 20 persen penduduk pekerja di Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, kebijakan ini sangat penting agar pekerja di sektor informal, termasuk perempuan, lulusan baru, dan penyandang disabilitas, dapat menikmati perlindungan sosial yang layak. Irham juga menyampaikan bahwa Sarbumusi tengah memperjuangkan keterlibatan yang lebih besar dalam kebijakan ketenagakerjaan nasional.

Source: Nu online